Selasa, 17 Juli 2012

Makalah AA (tentang Akhlak Tercela)


BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang Masalah
Ahlak tercela adalah suatu perbuatan yang keluar dari norma-norma atau budi pekerti yang ada,sehingga menimbulkan perilaku yang kurang baik dan  mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain ,sedangkan “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun (خُلُقٌ)   yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.Apakah arti dari akhlak tercela?
2.Apa saja akhlak tercela yang sering terjadi di masyarakat?
3.Bagaimana menghindari akhlak-akhlak tercela tersebut?

 1.3   Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah.
b.Rumusan masalah.
c.Sistematika Penulisan.
d.Tujuan Penulisan .
BAB II : HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
a.Hasil Observasi.
b.Pembahasan .
BAB III : PENUTUP
a.Kesimpulan .
b.Saran .
c.Penutup.

 1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Secara khusus    : Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak Bpk.H.Moh.Yasin.S,Ag
2.Secara umum   : Untuk mengetahui apa saja akhlak tercela yang sering terjadi dimasyarakat dan cara menghindarinya

BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
 2.1. Hasil Observasi
Menjaga dirinya sendiri ahlak tercela dengan cara  tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Alloh SWT.. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya akhlak tercela dikalangan masyarakat. Di antaranya adalah longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena  pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu.


 2.2.Pembahasan
A. Sekilas Tentang Akhlaq Tercela
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya,tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya.Menurut Ahmad Amin, keburukan akhlak(dosa dan kejahatan)disebabkan karena’’kesempitan pandangan dan pengalamannya,serta besarnya ego’’. Menurut iman Ghazali,akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri,yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan. Al-Ghazali menerangkan empat hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang tercela(maksiat),di antaranya;
1. Dunia dan isinya.
2. Manusia.
3. Setan(iblis).
4. Nafsu. Nafsu ada yang baik dan buruk,akan tetapi nafsu cendrung mengarah kepada keburukan.
Perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Maksiat Lahir
Maksiat berasal dari bahasa arab,ma’siyah, artinya’’ pelanggaran oleh orang yang berakal balig(mukallaf),karena melakukan perbuatan yang dilarang,dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam.
Maksiat lahir dibagi menjadi 4 bagian yaitu;
-  Maksiat lisan.
-  Maksiat telinga.
-  Maksiat mata.
-  Maksiat tangan.
Maksiat lahir,karena dilakukan dengan menggunakan alat-alat lahiriah,akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat,dan tentu saja amat berbahaya bagi keamanan dan ketentraman masyarakat.
b. Maksiat Batin
Maksiat batin lebih berbahaya dibandingakan dengan maksiat lahir,dan lebih sukar dihilangkan.selama maksiat batin belum dilenyapkan,maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Maksiat batin berasal dari dalamhati manusia, atau digerakkan oleh tabiat hati.Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak-balik,berubah-ubah,sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya.Hati terkadang baik,simpati,dan kasih sayang,tetapi disaat lainnya hati terkadang jahat,pendendam,syirik,dan sebagainya.

B. Beberapa Contoh Akhlak Tercela Dan Cara Menghindarinya.
Secara umum menjauhi sifat tercela dapat dilakukan dengan selalu menerima apa yang telah diberikan Allah,selalu mengontrol diri agar tidah terjerumus dalam keburukan dan selalu berdzikir kepada  Allah SWT. Dibawah ini adalah beberapa contoh sifat tercela dan cara menghindarinya.
1.israaf
Berlebih-lebihan(israaf )adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Pada dasarnya sikap berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Sekecil apa pun perbuatan manusia berlebih-lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia dan alam sekitarnya seperti kerusakan moral, harta benda dan kerusakan alam.
Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah, sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.’’

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap berlebih-lebihan antara lain:
a.Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
b. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
c.Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW
d. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama.
e. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.

2.Tabdzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada kesia-sian benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam menggunakan waktu dan lain sebagainya. Agama Islam melarang pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat merugikan pada diri sendiri dan orang lain.
Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya
 Artinya:’’ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros’’.

Cara menghindari sifat tabzir:
a.Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
b.Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
c.Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir.
d.Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir.
e.Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.
3. Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah.
Allah SWT berfirman:
Artinya:’’ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.’’
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari fitnah:
a.Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah.
b.Jangan membuka rahasia atau aib orang lain.
c.Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang seama manusia,dll
4. Serakah
Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa yang telah didapat nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan lebih banyak.
Sifat serakah dapat dihindari dengan cara :
a.Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk pribadi akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidupnya saling membutuhkan.
b.Menyadari bahwa nikmat seperti rizki dan musibah seperti penyakit berasal dari Allah untuk semua manusia
c.Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan memperhatikan kepentingannya.

5. Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu الحقد . Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.

Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Sifat dendam dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
a.Melihat suatu masalah secara obyektif.
b.Bila diri sendiri berbuat salah segera minta maaf dan bila pihak lain yang berbuat salah dengan ikhlas memberi maaf,serta menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna.


6.Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat), adapun secara istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya terhadap segala sifat yang baik dan luhur karena memiliki harta yang banyak atau ilmu yang tinggi.Dari pengertian diatas, takabbur dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta, ilmu atau yang lainnya.
Usaha menjauhi sifat takabur dapat ditempuh dengan cara :
a.Menyadari hakikat kejadian manusia dan meyakini kebesaran Allah. Dengan cara demikian akan tumbuh sifat rendah hati, tidak takabur atau sombong.
b.Membentengi diri dari setiap pengaruh yang menyebabkan takabur, seperti :


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Sesungguhnya ahklak dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting karena dengan kita mempunya akhlak yang terpuji dapat menuntun kita ke dalam jalan yang lebih baik dan bermanfaat serta tidak merugikan orang lain.
Untuk itu marilah kita koreksi diri ,apakah sudah baik dan benar akhlak kita,maka dari itu apabila akhlak serta moral kita kurang baik marilah segera kita rubah dangan yang lebih baik dan mempunyai moral yang lebih berkualitas.
 3.2    Saran
    1.Untuk pembaca:
  1. Menambah koreksi pada  diri kita apakah sudah benar dan baik.
  2. Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa sungguh betapa pentingnya ahklak serta moral yang baik,demi kemajuan nusa bangsa dan agama.
  3. Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
     2.Untuk penulis:
a.Dapat memberi motivasi dalam membuat makalah  agar lebih baik dan sempurna lagi.
b.Dapat melatih dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang  pembuatan makalah.
     3.Untuk madrasah:
Dalam melakukan kegiatan pendidikan agar lebih di tingkatkan lagi dan di perketat demi terwujudnya akhlak serta moral yang baik bagi para siswa maupun para  guru.
3.3    Penutup
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan  Makalah  ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang membantu kami untuk menyelesaikan makalaini, dengan iringan do’a Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga makalah ini bisa bermanfaat, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin…







DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id
Buku panduan akidah akhlak
http://www.google.co.id/search?q=ARI+DENDAM&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta&channel=fflb#hl=id&gs_nf=1&pq=definisi%20takabur&cp=12&gs_id=he&xhr=t&q=akidah%20akhlAK&pf=p&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&channel=fflb&sclient=psy-ab&oq=akidah+akhlA&aq=0&aqi=g4&aql=&gs_l=&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=9e0203db4d83c283&biw=1017&bih=593

Tidak ada komentar:

Posting Komentar