Senin, 16 Juli 2012

Laporan SKAL (Sunan Giri) MAN.KPK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Walisongo adalah nama yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indoesia, terutama masyarakat islam di pulau jawa. Walisanga adalah nama yang sakral, sejak zaman dahulu hingga sekarang makam-makam anggota walisanga banyak diziarahi orang.
Kisah penyebaran agama islam di pulau jawa secara besar- besaran telah mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dalam kalangan islam sendiri maupun dari kalangan agama lain.
Termasuk “Sunan Giri”, beliau adalah salah satu wali songo (sembilan wali) yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Pengaruhnya begitu besar baik di kalangan internal para wali, maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan pada saat itu. Ajarannya tersebar luas di hampir seluruh pelosok tanah Jawa
Banyaknya peziarah yang datang ke makam Sunan Giri tidak hanya menjadikan makam Sunan Giri sebagai lahan basah bagi pemerintah daerah, namun juga oleh masyarakat sekitar yang mampu melihat kesempatan mengais rezeki dari banyaknya peziarah makam Sunan Giri. Berbagai macam persepsi muncul dari masyarakat lokal terhadap peziarah makam Sunan Giri.
* Karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang SUNAN GIRI dengan judul “Pengaruh Makam Sunan Giri Terhadap Kehidupan Masyarakat Sekitar”
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.Bagaimanakah pengaruh Makam Sunan Giri terhadap kehidupan  masyarakat sekitar ?
2.Apa saja peninggalan Sunan Giri ?
1.3    Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah.
b.Rumusan masalah.
c.Sistematika Penulisan.
d.Tujuan Penulisan .
BAB II : HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
a.Hasil Observasi.
b.Pembahasan .
BAB III : PENUTUP
a.Kesimpulan .
b. Saran .
c.Penutup.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Secara khusus    : Merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester genap tahun pelajaran 2011/2012
2.Secara umum
a. Untuk mengetahui pengaruh makam Sunan Giri terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
b.Untuk mengetahui apa saja peninggalan Sunan Giri.
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil observasi
2.1.1. Berdasarkan Pengamatan
Kota Gresik memiliki banyak tempat tujuan wisata, mulai dari Wisata Bahari, hingga wisata Religi yang masuk dalam kategori Wisata budaya. Salah satu destinasi wisata religi yang paling terkenal adalah komplek makam Sunan Giri
Lokasi makam Sunan Giri terletak di desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi ini, karena terletak di antara perbatasan Gresik dan Surabaya.
Ketua Umum Yayasan Makam Sunan Giri, H.M. Bakri mengatakan pengunjung yang ziarah  ke makam  berasal dari berbagai kota  di Jawa  Timur seperti, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Kediri, Blitar, Jember, Madura, Situbondo. Ngawi,  Nganjuk, Jombang dan Banyuwangi.
Sedangkan dari luar Jawa Timur seperti, Semarang, Boyolali, Wonosobo, Bandung, Bekasi, Tangerang, Sumedan dan Banten. Ada juga dari luar Jawa yaitu, Banjarmasin, Samarinda dan Pontianak, dari Asia Tenggara, Malaysia, Singapura dan Brunai, bahkan dari Belanda, Pakistan dan Amerika.
“Umumnya mereka adalah rombongan wisata wali lima, atau wali songo. Disini peziarah malakukan doa bersama untuk mendapatkan keselamatan dunia akherat dari Allah.”ujarnya
Fasilitas makam, tempat  parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua dan roda empat, toko cindra mata, kue khas kota Gresik dan masjid.
Data peziarah makam dari tahun 2008 sampai dengan 2009 mencapai 1.140.831 sedangkan tahun 2010 per april berjumlah 389.742.
2.1.2. Berdasarkan Sumber
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak tentang aspek ekonomi adalah memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha seperti masyarakat membuka stand souvenir dan toko minyak wangi sebanyak 55 orang, kedai makanan dan minuman sebanyak 10 orang, dan pengojek sebanyak 450 orang, sehingga terserap tenaga kerja dari berbagai jenis pekerjaan sebanyak 515 orang dan masyarakat dapat menambah pendapatan mereka pada hari-hari tertentu sebesar 100.000 � 1.500.000 selama 3 hari. Dampak sosial-budaya adalah kurangnya keterlibatan masyarakat sekitar terhadap organisasi sosial, 33 responden/ masyarakat (63,5%) menyatakan bahwa keberadaan pengemis menganggu kegiatan wisata, dan 50 responden (96,2%) menyatakan tidak setuju dengan peningkatan jumlah pengemis. Kesenian tradisional hadra dapat berkembang sebagai kesenian khas daerah wisata. Kegiatan keagamaan seperti tahlilan dan pengajian diikutsertakan dalam kegiatan wisata. Dampak lingkungan yang terjadi di objek wisata makam Sunan Giri adalah terjadinya pencemaran limbah padat yang berupa sampah, seperti sampah kertas, plastik bekas makanan dan minuman serta kaleng. Didukung dengan cara wisatawan yang membuang sampah secara sembarangan. Menurut 28 responden/masyarakat (53,8%) menyatakan bahwa kebersihan di sekitar objek wisata adalah cukup bersih, 32 responden (61,5%) menyatakan bahwa keamanan di sekitar objek wisata adalah cukup aman, tetapi masih ada tindak kriminalitas terutama di masjid Jami� makam Sunan Giri adalah pencurian, kemacetan lalu lintas terjadi pada malam Jum�at dan minggu serta terjadi kepadatan orang pada saat hari-hari tertentu seperti acara haul Sunan Giri dan Malam Selawe.
2.2. Pembahasan
2.2.1. Sejarah Singkat Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja.
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
KEISTIMEWAAN
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
Sunan giri dikenal sebagai seorang yang dalam ilmu taukhidnya, demikian pula ilmu fiqihnya. Beliau sangat berhati-hati apabila hendak memutuskan hukum, takut kalau tidak sesuai dengan ajaran nabi. Dalam masalah ibadah, sunan giri tidak kenal kompromi dengan adapt istiadat dan kepercaanya lama. Ibadah menurut harus dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tidak boleh dicampur aduk dengan kepercayaan animesme dan dinamisme. Pelaksaan ibadah harus sesuai dengan aturan tersebut di dalam Al-qur’an dan sunnah rasul. Sikap dan kenyakinan sunan giri ini didukung oleh sunan ampeldan sunan drajad. Dan pengikut sunan giri kemudian disebut islam atau santri putihan. Sementara pihak lain yang agak lunak kepada adat istiadat atau kepercayaan lama disebut islam abangan atau santri abangan. Pemimpin golongan santri abangan ini adalah sunan kali jaga yang didukung oleh sunan bonang sunan muria sunan kudus dan sunan gunung jati. Kaum Abangan berpendapat bahwa :
-kita harus bersikap lunak kepada rakyat jawa yang masih awam tidak tergesah-gesah merubah adapt-istiadat rakyat yang memang sukar di rubah atau dihilangkan.
-Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran islam tetap mudah dirubah maka bisa dihilankan.
-Mengikuti dari belakang tetapi diusahakan untuk dapat mempengruhi sedikit demi sedikit, yaitu memasukan unsur islam pada adat istiadat rakyat. Contoh dalam hal ini adalah memanfaatkan kesenian rakyat berupa gending tembang dan wayang kulit sebagai mediah da’wah.
-Akhirnya kaum Abangan berpendapat bahwa rakyat yang masih awam dan berperang teguh pada adat istiadatnya hendaknya di usahakan tertarik dan mendekat kepada para wali. Caranya tidak lain adalah dengan mengambil hati mereka agar merasa simpati, senang dan akrab dengan ajaran para wali. Apabila mereka sudah mendekat dan mau berkumpul maka mudahlah bagi para wali untuk memberikan pengertian kepada mereka. Bila mereka sudah mengerti ajaran islam maka secara otomatis pasti mereka akan meninggalkan sendiri adat dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan syariat dan aqidah islam.
Itulah pokok-pokok pikiran menjadi perbedaan antara santri putihan. Islam atau santri Abangan ingin mengislamkan orang jawa secepat mungkin dengan jalan agak kompromi atau mengikuti arus tapi tidak hanyut. Sedang santri putihan takut atau khawatir bila terjadi peyelawangan terhadap agama islam. Meski demikian kedua aliran ini tetap menjaga ukhuwah islaminya. Mereka tetap menjaga persatuan umat. Misalnya dalam soal mendirikan masjid demak, kedua pihak tersebut tetap bersatu padu dan bergotong-royong. Demikian pula pada saat membantu raden patah mendirikan kerajaan demak dan menyerang kerajaan majapahit.
Pada saat membangun masjid demak tidak terjadi perselisihan yang rumit. Tetapi pada saat meresmikan masjid tersebut terjadi perdebatan antara sunan kalijaga dan sunan giri.
Sunan kalijaga menginginkan peresmian itu di buka dengan pagelaran wayang kulit. Masyarakat diundang, mereka harus masuk melalui pintu gerbang, karcisnya dengan membaca syahadat. Bila mereka sudah berkumpul maka mereka akan di bri ceramah agama. Lakon wayang diberi wama islam. Inilah rencana kaum Abangan.
Kaum putihan lain lagi.sunan giri mehendaki peresmian masjid demak dibuka sambil melaksanakan shalat jum’at. Sunan giri tidak setuju dengan pendapat sunan kalijaga, sebab tontonan wayang itu haram hukumnya. Semua gambar makhluk hidup yang bernyawa adalah haram hukumnya. Sedang wayang pada jaman itu gambarnya adalah persis manusia.
Sunan kalijaga tidak kekurangan akal. Beliau mengubah gambar wayang seperti yang kita lihat ini, sehingga sukar dikatakan bahwa gambar wayang yang diubah sunan kalijaga itu adalah gambar manusia dengan demikian hukamnya tidak haram lagi.
Inilah hikmah adanya perbedaan, sebagaimana sabda Nabi bahwa perbedaan di kalangan umat adalah rahmat. Dengan adanya perbedaan pendapat antara sunan giri dan sunan kalijaga maka timbullah gambar wayang kulit seperti sekarang ini,yang mempunyai citra seni yang tinggi. Didunia ini hanya di tanah Jawa yang punya kebudayaan wayang kulit dengan seni tinggi.
Sunan Kalijaga berubah bentuk wayang yang bernama Bethara guru yaitu pemimpin para dewa seperti adanya sekarang ini. Kemudian karena gagasan untuk merubah bentuk wayang itu adalah sunan giri maka sunan kalijaga memberi nama sang Hyang girinata kepada Bethara guru. Girinata artinya sunan giri yang menata.
Kemudian dicapailah kata sepakat, masjid demak di buka dengan jama’ah sholat jum’at sesudah itu diadakan keramaian tontonan wayang kulit. Dalangnya adalah sunan kalijaga sendiri.
Ketika sunan ampel masih hidup, demak disarankan tetap loyalkepada majapahit. Karena raja majapahit tidak pernah menghalang-halangi orang masuk islam. Bahkan sunan ampel dan sunan giri boleh menyiarkan agama islam di wilayah majapahit.
Namun ketika sunan ampel wafat brawijaya kertabhumi diserang oleh prabu girindrawardhana dari kediri. Prabu brawijaya yaitu ayah raden patah tewas dalam perebutan kekuasaan itu.
Dengan demikian yang menjadi penguasa kerajaan majapahit itu bukan ayah raden patah lagi, tapi musuh ayahnya raden patah.
Karena penguasa majapahit adalah prabu girindrawardhana dari kediri, sikap para wali pun jadi lain. Dahulu sunan ampel menasehatkan raden patah agar tetap setia kepada majapahit, kini sunan ampel sudah meningal dunia. Kedudukan sunan ampel selaku pemimpin para wali digantikan oleh sunan giri. Sunan giri bersikap tegas kepada majapahit. Bahwa Demak boleh bersiap-siap untuk merebut kekuasaan Majapahit yang memang menjadi hak Raden Patah selaku putra Prabu Kertabhumi, Penguasa Majapahit yang sah.
Sikap Sunan Giri ini diketahui oleh Prabu Girindrawardhana. Kemudian raja dari Kediri itu mengutus dua orang Senopatinya untuk membunuh Sunan Giri.
Menurut Berbagai sumber,rencana pembunuhan atas diri sunan giriitu di karenakan berbagai hal. Di antaranya ada;ah prabu Girindrawardhana merasa iri atas pengaruh kekuasaan sunan giri diseluruh tanah jawa.sunan giri bukan saja pemimpin agama se tanah jawa atau Mufti, tapi juga pemimpin para wali dan dapat dikatan sebagai Raja Ulama” karena giri ada keratonnya.
Raja majapahit kemudian mengutus lembusura dan keboharjo.keduanya terkenal sebagai seorang senopati majapahit yang sakti dan mandraguna. Tak pernah gagal menjalankan tugas membunuh orang.
Dengan kelihalannya kedua orang itu dapat menyusup ke giri kedaton dan bersembunyi di dekat sebuah kolam. Pada suatu malam sunan giri hendak mengambil air wudhu guna melakukan sholat tahajjud.kedua orang itu merasa bahagia, mereka langsung meloncat ke hadapan sunan giri dan bermaksud menussukan kerisnya ke lambung sunan giri.
Namun ketika keduanya sampai di hadapan sunan giri tiba-tiba keduanya merasa lumpuh, tak dapat menggerakkan tubuhnyasama sekali. “kalian ini siapa ? kenapa malam malam begini datang kemari ?” Tanya sunan giri.
Kami datang dari majapahit, “ ucap lembusara dengan suara gemetar.
“Dari majapahit ?mau apa kalian ?” Tanya sunan giri.
“Ampun tuan, kami disuruh membunuh tuan, “sahut keboharjo.
“Hem. Jadi prabu Girindrawardhana mengincar nyawaku ? kenapa tidak lekas kalian laksanakan ?”
“Am……ampun tuan,kami tiba-tiba merasa lumpuh,semua kesaktian kami telah hilang. Kami minta diampuni……”rengek lembusura.
“Baiklah,kembalilah kalian kepada Rajamu. Katakana apa yang telah terjadi malam ini kepada Rajamu. “kata sunan giri.
“baik tuan,…”sahut keduanya dengan serentak. Lalu keduanya berlari kencang meninggalkan giri kedaton.
Al-kisah, ribuan prajurit sudah hampir sampai di bawah bukit giri. Tapi hal ini diketahui oleh sunan giri. Dengan karohmahnya sunan giri berdo’a, maka sawah ladang di hadapan para prajurit itu menjadi terhenti. Mereka terkurung oleh laut yang muncul secara tiba-tiba.
Berhari-hari mereka tak dapat meninggalkan tempat itu, hingga perbekaln makan mereka habis. Melihat hal ini sunan giri merasa kasihan. Kemudian beberapa tambak disabda menjadi beras. Maka prajurit majapahit tidak jadi mati kelaparan. Setelah mereka kenyang mereka dapat membuatjembatan dari tambak yang disabda enjadi beras tadi dan mereka dapat bergerak hingga ke bawah bukit Giri.
Pada saat itu sunan giri sedang menukis kitab di dalam kamarnya.melihat para prajurit majapahit hendak menyerang, maka beliau melemparkan kalamnya. Kalam yang dilempar berputar-putar dibawah bukit dan bentuknya berubah menjadi sebilah keris, menyerang prajurit yang hendak naik keatas bukit.
Sunan Giri kemudian mengambil segenggam pasir, ditaburkan kearah para prajurit di bawah bukit. Pasir itu berubah menjadi ribuan tawon yang menyerang para prajurit.
Di serang oleh keris gaib yang melayang-layang dan menusuk-nusuk siapa saja yang dijumpai di tambah sengatan ribuan tawon dari atas bukit maka prajurit majapahit itu menjadi panik, mereka berteriak-riak ngeri, melarikan diri menjahui giri kedaton, sebagian ada yang bersembunyi di hutan sebagian ada yang menyelam ke telaga dan sebagian lagi terus melarikan diri ke majapahit.
Prabu Girindrawardhana sangat sedih mendengar laporan dari para prajuritnya yang lari terbirit-birit. Sampai beberapa hari sang prabu mengurung diri didalam kamarnya. Baru berhadapan dengan Giri kedaton sajah sudah kalah apalagi bila nanti giri kedaton bergabung bersama lasykar demak untuk menyerbu majapahit, pasti majapahit akan akan hancur-lebur demikian piker prabu Girindrawardhana.
Tetapi bukan demak atau giri kedaton yang menyerang prabu Girindrawardhana, melainkan prabu udhara. Dalam serangan yang terjadi pada tahun 1498 itu prabu Girindrawardhana tewas didalam istana. Dengan demikian majapahit jatuh ke tangan prabu Udhara.
Prabu Udhara sadar akan bahaya yang mengancam kekuasaannya. Bahaya itu tak lain berasal dari raden patah selaku ahli waris tahta majapahit, maka untuk memperkuat angkatan perangnya prabu Udhara bersekongkoldengn portugis di malaka. Sejarah telah mencacat pada tahun 1512 majapahit mengirim utusan ke malaka yang dikuasai Alfonso d’Albuquerque pemimpin bangsa portugis.
Karena ulah prabu Udhara inilah maka sunan giri memberi restu raden patah untuk menyerang majapahit. Sekiranya majapahit tidak segera dijatuhkan, sudah pasti bangsa portugis akan bercokol di pulau jawa lebih epat dari pada bangsa belanda.
Pada tahun 1517 Demak menyerang majapahit tak dapat membending serangan itu akhirnya jatuhlah pusaka majapahit ketangan raden patah.
KETURUNAN SUNAN GIRI
Di kalngan rakyat disebut-sebut adanya giri kedaton. Kedaton artinya adalah keraton. Berarti di pesantren giri pada jaman dahulu ada keratonnya atau semacam pemerintahan ulama”.
Pemerintahan Giri kedaton ini diperkirakan mulai aktif pada tahun 1470 yang dipimpin oleh raden paku, syeh maulana Ainul Yaqin yang lebih dikenal dengan sebutan sunan giri.
Menurut Dr.H.J. de graaf (pakar sejarah jawa) disebutkan bahwa sunan giri (prabu satmata) sepulang dari berpergian (samudra pasal) maka ia memperkenalkan diri kepada dunia, kemudian berkedudukan di atas sebuah bukut di Gresik, dan ia menjadi orang pertama yan paling terkenal dari sunan-sunan giri yang ada. Di atas gunung tersebut seharusnya ada keraton karena dikalangan rakyat dibicarakan adanya giri kedaton (kerajaan Giri). Murid-murid sunan giri berdatangan dari segala penjuru, demikian menurut De Graaf.
Menurut berita lainnya, kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar jawa apabila menobatkan seorang raja memerlukan pengesahan dari sunan giri. Ini menunjukan betapa besar pengaruh giri kedaton atas kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar jawa.
Pemerintahan Giri berlangsung kurang lebih 200 tahun sesudah sunan giri pertama meninggal dunia beliau digantikan oleh anak turunannya yang juga bergelar sunan giri.
Sisilah sunan giri dan para penggantinya adalah sebagai berikut :
1. fatimah putrid Nabi Muhammad saw.
2. Berputra Sayyid Khusain
3. Berputra Sayyid Zainul abidin
4. Berputra Sayyid Zainal Alim
5. Berputra Syeh Zainal kubra
6. Berputra Syeh Namudin Al Kubra
7. Berputra Syeh Najmudil Kubra
8. Berputra Syeh Sama’un
9. Berputra Syeh Hasan
10. Berputra Syeh Abdullah
11. Berputra Syeh Abdur rahman
12. Berputra Syeh Maulana Mahmudin al Kubra
13. Berputra Syeh jamaludin jumadil Kubra
14. Berputra Syeh maulana Ishak
15. Berputra Syeh Maulana A’inul Yaqin atau sunan Giri.
Bila sisilah sunan giri dituturkan dari ibunya maka beliau adalah putra Syeh Maulana Ishak dengan Dewi Sekardadu adalah putri prabu Menak Sembuyu, putra Bre Wirabumi, putra Raja Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Ada pun keturunan dan pengganti kedudukan sunan giri adalah sebagai berikut :
1. Prabu Satmata atau Raden paku sunan giri pertama
2. Sunan Dalem (Sunan giri kedua)
3. Sunan sedarmagi (Sunan giri ketiga)
4. Sunan Giri prapen atau Sunan Giri keempat wafat tahun 1597.
5. Sunan Kawis Guwa atau Sunan Giri kelima
6. Panembahan Ageng Giri, sampai tahun
7. Panembahan Mas Witana siding rana wafat tahun 1660
8. Pangeran Puspa Ira (bukan keturunan Sunan Giri) berkuasa di Giri kedaton atas perintah Sunan Amangkurat 1.
9. Pangeran singasari
10. Panembangan Giri.
2.2.2. Peninggalan Sunan Giri
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh makam sunan Giri terhadap masyarakat sekitar adalah memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
3.2    Saran
1.Untuk pembaca:
a.    Dapat mencontoh pribadi Sunan Giri
b.    Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa harus selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan.
c.    Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
2.    Untuk penulis:
a.    Dapat memberi motivasi dalam menulis karya tulis ilmiah agar lebih baik dan sempurna lagi.
b.    Dapat melatih dan menambah wawasan tentangt awal pembuatan karya tulis ilmiah.
3.Untuk madrasah:
Pada periode berikutnya, SKAL sebaiknya dilaksanakan pada waktu yang tepat, dan dipersiapkan matang matang,sehingga apabila sewaktu waktu ada  yang dibutuhkan atau kekurangan  maka sudah ada yang di persiabkan.
3.3     Penutup
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah Allah SWT  kami dapat menyelesaikan  karya ilmiyah ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saransangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang membantu kami untuk menyelesaikan karya ilmiah ini, dengan iringan do’a Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar