BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Walisongo adalah nama yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat
Indoesia, terutama masyarakat islam di pulau jawa. Walisanga adalah nama
yang sakral, sejak zaman dahulu hingga sekarang makam-makam anggota
walisanga banyak diziarahi orang.
Kisah penyebaran agama islam di pulau jawa secara besar- besaran telah
mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dalam kalangan islam sendiri
maupun dari kalangan agama lain.
Termasuk “Sunan Giri”, beliau adalah salah satu wali songo (sembilan
wali) yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Pengaruhnya begitu besar
baik di kalangan internal para wali, maupun di lingkungan sosial
kemasyarakatan pada saat itu. Ajarannya tersebar luas di hampir seluruh
pelosok tanah Jawa
Banyaknya peziarah yang datang ke makam Sunan Giri tidak hanya
menjadikan makam Sunan Giri sebagai lahan basah bagi pemerintah daerah,
namun juga oleh masyarakat sekitar yang mampu melihat kesempatan mengais
rezeki dari banyaknya peziarah makam Sunan Giri. Berbagai macam
persepsi muncul dari masyarakat lokal terhadap peziarah makam Sunan
Giri.
* Karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang SUNAN GIRI
dengan judul “Pengaruh Makam Sunan Giri Terhadap Kehidupan Masyarakat
Sekitar”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.Bagaimanakah pengaruh Makam Sunan Giri terhadap kehidupan masyarakat sekitar ?
2.Apa saja peninggalan Sunan Giri ?
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah.
b.Rumusan masalah.
c.Sistematika Penulisan.
d.Tujuan Penulisan .
BAB II : HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
a.Hasil Observasi.
b.Pembahasan .
BAB III : PENUTUP
a.Kesimpulan .
b. Saran .
c.Penutup.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Secara khusus : Merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester genap tahun pelajaran 2011/2012
2.Secara umum
a. Untuk mengetahui pengaruh makam Sunan Giri terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
b.Untuk mengetahui apa saja peninggalan Sunan Giri.
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil observasi
2.1.1. Berdasarkan Pengamatan
Kota Gresik memiliki banyak tempat tujuan wisata, mulai dari Wisata
Bahari, hingga wisata Religi yang masuk dalam kategori Wisata budaya.
Salah satu destinasi wisata religi yang paling terkenal adalah komplek
makam Sunan Giri
Lokasi makam Sunan Giri terletak di desa Giri, Kecamatan Kebomas,
Kabupaten Gresik. Tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi ini, karena
terletak di antara perbatasan Gresik dan Surabaya.
Ketua Umum Yayasan Makam Sunan Giri, H.M. Bakri mengatakan pengunjung
yang ziarah ke makam berasal dari berbagai kota di Jawa Timur
seperti, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Kediri, Blitar, Jember, Madura,
Situbondo. Ngawi, Nganjuk, Jombang dan Banyuwangi.
Sedangkan dari luar Jawa Timur seperti, Semarang, Boyolali, Wonosobo,
Bandung, Bekasi, Tangerang, Sumedan dan Banten. Ada juga dari luar Jawa
yaitu, Banjarmasin, Samarinda dan Pontianak, dari Asia Tenggara,
Malaysia, Singapura dan Brunai, bahkan dari Belanda, Pakistan dan
Amerika.
“Umumnya mereka adalah rombongan wisata wali lima, atau wali songo.
Disini peziarah malakukan doa bersama untuk mendapatkan keselamatan
dunia akherat dari Allah.”ujarnya
Fasilitas makam, tempat parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda
dua dan roda empat, toko cindra mata, kue khas kota Gresik dan masjid.
Data peziarah makam dari tahun 2008 sampai dengan 2009 mencapai 1.140.831 sedangkan tahun 2010 per april berjumlah 389.742.
2.1.2. Berdasarkan Sumber
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak tentang aspek ekonomi adalah
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha seperti masyarakat
membuka stand souvenir dan toko minyak wangi sebanyak 55 orang, kedai
makanan dan minuman sebanyak 10 orang, dan pengojek sebanyak 450 orang,
sehingga terserap tenaga kerja dari berbagai jenis pekerjaan sebanyak
515 orang dan masyarakat dapat menambah pendapatan mereka pada hari-hari
tertentu sebesar 100.000 � 1.500.000 selama 3 hari. Dampak
sosial-budaya adalah kurangnya keterlibatan masyarakat sekitar terhadap
organisasi sosial, 33 responden/ masyarakat (63,5%) menyatakan bahwa
keberadaan pengemis menganggu kegiatan wisata, dan 50 responden (96,2%)
menyatakan tidak setuju dengan peningkatan jumlah pengemis. Kesenian
tradisional hadra dapat berkembang sebagai kesenian khas daerah wisata.
Kegiatan keagamaan seperti tahlilan dan pengajian diikutsertakan dalam
kegiatan wisata. Dampak lingkungan yang terjadi di objek wisata makam
Sunan Giri adalah terjadinya pencemaran limbah padat yang berupa sampah,
seperti sampah kertas, plastik bekas makanan dan minuman serta kaleng.
Didukung dengan cara wisatawan yang membuang sampah secara sembarangan.
Menurut 28 responden/masyarakat (53,8%) menyatakan bahwa kebersihan di
sekitar objek wisata adalah cukup bersih, 32 responden (61,5%)
menyatakan bahwa keamanan di sekitar objek wisata adalah cukup aman,
tetapi masih ada tindak kriminalitas terutama di masjid Jami� makam
Sunan Giri adalah pencurian, kemacetan lalu lintas terjadi pada malam
Jum�at dan minggu serta terjadi kepadatan orang pada saat hari-hari
tertentu seperti acara haul Sunan Giri dan Malam Selawe.
2.2. Pembahasan
2.2.1. Sejarah Singkat Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan
Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang
menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa
kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja
Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut
anak oleh Nyai Semboja.
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik
Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal
mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga
isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut
ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga
belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup
ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan
Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan
Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti
sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja
Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan-
memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren
itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri
Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai
Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di
Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit,
Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer
Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya,
Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti,
pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang
gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku,
Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk
Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari
Minangkabau.
KEISTIMEWAAN
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu
fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga
pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan,
Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri.
Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun
syarat dengan ajaran Islam.
Sunan giri dikenal sebagai seorang yang dalam ilmu taukhidnya,
demikian pula ilmu fiqihnya. Beliau sangat berhati-hati apabila hendak
memutuskan hukum, takut kalau tidak sesuai dengan ajaran nabi. Dalam
masalah ibadah, sunan giri tidak kenal kompromi dengan adapt istiadat
dan kepercaanya lama. Ibadah menurut harus dilaksanakan secara murni dan
konsekuen. Tidak boleh dicampur aduk dengan kepercayaan animesme dan
dinamisme. Pelaksaan ibadah harus sesuai dengan aturan tersebut di dalam
Al-qur’an dan sunnah rasul. Sikap dan kenyakinan sunan giri ini
didukung oleh sunan ampeldan sunan drajad. Dan pengikut sunan giri
kemudian disebut islam atau santri putihan. Sementara pihak lain yang
agak lunak kepada adat istiadat atau kepercayaan lama disebut islam
abangan atau santri abangan. Pemimpin golongan santri abangan ini adalah
sunan kali jaga yang didukung oleh sunan bonang sunan muria sunan kudus
dan sunan gunung jati. Kaum Abangan berpendapat bahwa :
-kita harus bersikap lunak kepada rakyat jawa yang masih awam tidak
tergesah-gesah merubah adapt-istiadat rakyat yang memang sukar di rubah
atau dihilangkan.
-Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran islam tetap mudah dirubah maka bisa dihilankan.
-Mengikuti dari belakang tetapi diusahakan untuk dapat mempengruhi
sedikit demi sedikit, yaitu memasukan unsur islam pada adat istiadat
rakyat. Contoh dalam hal ini adalah memanfaatkan kesenian rakyat berupa
gending tembang dan wayang kulit sebagai mediah da’wah.
-Akhirnya kaum Abangan berpendapat bahwa rakyat yang masih awam dan
berperang teguh pada adat istiadatnya hendaknya di usahakan tertarik dan
mendekat kepada para wali. Caranya tidak lain adalah dengan mengambil
hati mereka agar merasa simpati, senang dan akrab dengan ajaran para
wali. Apabila mereka sudah mendekat dan mau berkumpul maka mudahlah bagi
para wali untuk memberikan pengertian kepada mereka. Bila mereka sudah
mengerti ajaran islam maka secara otomatis pasti mereka akan
meninggalkan sendiri adat dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan
syariat dan aqidah islam.
Itulah pokok-pokok pikiran menjadi perbedaan antara santri putihan.
Islam atau santri Abangan ingin mengislamkan orang jawa secepat mungkin
dengan jalan agak kompromi atau mengikuti arus tapi tidak hanyut. Sedang
santri putihan takut atau khawatir bila terjadi peyelawangan terhadap
agama islam. Meski demikian kedua aliran ini tetap menjaga ukhuwah
islaminya. Mereka tetap menjaga persatuan umat. Misalnya dalam soal
mendirikan masjid demak, kedua pihak tersebut tetap bersatu padu dan
bergotong-royong. Demikian pula pada saat membantu raden patah
mendirikan kerajaan demak dan menyerang kerajaan majapahit.
Pada saat membangun masjid demak tidak terjadi perselisihan yang rumit.
Tetapi pada saat meresmikan masjid tersebut terjadi perdebatan antara
sunan kalijaga dan sunan giri.
Sunan kalijaga menginginkan peresmian itu di buka dengan pagelaran
wayang kulit. Masyarakat diundang, mereka harus masuk melalui pintu
gerbang, karcisnya dengan membaca syahadat. Bila mereka sudah berkumpul
maka mereka akan di bri ceramah agama. Lakon wayang diberi wama islam.
Inilah rencana kaum Abangan.
Kaum putihan lain lagi.sunan giri mehendaki peresmian masjid demak
dibuka sambil melaksanakan shalat jum’at. Sunan giri tidak setuju dengan
pendapat sunan kalijaga, sebab tontonan wayang itu haram hukumnya.
Semua gambar makhluk hidup yang bernyawa adalah haram hukumnya. Sedang
wayang pada jaman itu gambarnya adalah persis manusia.
Sunan kalijaga tidak kekurangan akal. Beliau mengubah gambar wayang
seperti yang kita lihat ini, sehingga sukar dikatakan bahwa gambar
wayang yang diubah sunan kalijaga itu adalah gambar manusia dengan
demikian hukamnya tidak haram lagi.
Inilah hikmah adanya perbedaan, sebagaimana sabda Nabi bahwa perbedaan
di kalangan umat adalah rahmat. Dengan adanya perbedaan pendapat antara
sunan giri dan sunan kalijaga maka timbullah gambar wayang kulit seperti
sekarang ini,yang mempunyai citra seni yang tinggi. Didunia ini hanya
di tanah Jawa yang punya kebudayaan wayang kulit dengan seni tinggi.
Sunan Kalijaga berubah bentuk wayang yang bernama Bethara guru yaitu
pemimpin para dewa seperti adanya sekarang ini. Kemudian karena gagasan
untuk merubah bentuk wayang itu adalah sunan giri maka sunan kalijaga
memberi nama sang Hyang girinata kepada Bethara guru. Girinata artinya
sunan giri yang menata.
Kemudian dicapailah kata sepakat, masjid demak di buka dengan jama’ah
sholat jum’at sesudah itu diadakan keramaian tontonan wayang kulit.
Dalangnya adalah sunan kalijaga sendiri.
Ketika sunan ampel masih hidup, demak disarankan tetap loyalkepada
majapahit. Karena raja majapahit tidak pernah menghalang-halangi orang
masuk islam. Bahkan sunan ampel dan sunan giri boleh menyiarkan agama
islam di wilayah majapahit.
Namun ketika sunan ampel wafat brawijaya kertabhumi diserang oleh prabu
girindrawardhana dari kediri. Prabu brawijaya yaitu ayah raden patah
tewas dalam perebutan kekuasaan itu.
Dengan demikian yang menjadi penguasa kerajaan majapahit itu bukan ayah raden patah lagi, tapi musuh ayahnya raden patah.
Karena penguasa majapahit adalah prabu girindrawardhana dari kediri,
sikap para wali pun jadi lain. Dahulu sunan ampel menasehatkan raden
patah agar tetap setia kepada majapahit, kini sunan ampel sudah meningal
dunia. Kedudukan sunan ampel selaku pemimpin para wali digantikan oleh
sunan giri. Sunan giri bersikap tegas kepada majapahit. Bahwa Demak
boleh bersiap-siap untuk merebut kekuasaan Majapahit yang memang menjadi
hak Raden Patah selaku putra Prabu Kertabhumi, Penguasa Majapahit yang
sah.
Sikap Sunan Giri ini diketahui oleh Prabu Girindrawardhana. Kemudian
raja dari Kediri itu mengutus dua orang Senopatinya untuk membunuh Sunan
Giri.
Menurut Berbagai sumber,rencana pembunuhan atas diri sunan giriitu di
karenakan berbagai hal. Di antaranya ada;ah prabu Girindrawardhana
merasa iri atas pengaruh kekuasaan sunan giri diseluruh tanah jawa.sunan
giri bukan saja pemimpin agama se tanah jawa atau Mufti, tapi juga
pemimpin para wali dan dapat dikatan sebagai Raja Ulama” karena giri ada
keratonnya.
Raja majapahit kemudian mengutus lembusura dan keboharjo.keduanya
terkenal sebagai seorang senopati majapahit yang sakti dan mandraguna.
Tak pernah gagal menjalankan tugas membunuh orang.
Dengan kelihalannya kedua orang itu dapat menyusup ke giri kedaton dan
bersembunyi di dekat sebuah kolam. Pada suatu malam sunan giri hendak
mengambil air wudhu guna melakukan sholat tahajjud.kedua orang itu
merasa bahagia, mereka langsung meloncat ke hadapan sunan giri dan
bermaksud menussukan kerisnya ke lambung sunan giri.
Namun ketika keduanya sampai di hadapan sunan giri tiba-tiba keduanya
merasa lumpuh, tak dapat menggerakkan tubuhnyasama sekali. “kalian ini
siapa ? kenapa malam malam begini datang kemari ?” Tanya sunan giri.
Kami datang dari majapahit, “ ucap lembusara dengan suara gemetar.
“Dari majapahit ?mau apa kalian ?” Tanya sunan giri.
“Ampun tuan, kami disuruh membunuh tuan, “sahut keboharjo.
“Hem. Jadi prabu Girindrawardhana mengincar nyawaku ? kenapa tidak lekas kalian laksanakan ?”
“Am……ampun tuan,kami tiba-tiba merasa lumpuh,semua kesaktian kami telah hilang. Kami minta diampuni……”rengek lembusura.
“Baiklah,kembalilah kalian kepada Rajamu. Katakana apa yang telah terjadi malam ini kepada Rajamu. “kata sunan giri.
“baik tuan,…”sahut keduanya dengan serentak. Lalu keduanya berlari kencang meninggalkan giri kedaton.
Al-kisah, ribuan prajurit sudah hampir sampai di bawah bukit giri. Tapi
hal ini diketahui oleh sunan giri. Dengan karohmahnya sunan giri
berdo’a, maka sawah ladang di hadapan para prajurit itu menjadi
terhenti. Mereka terkurung oleh laut yang muncul secara tiba-tiba.
Berhari-hari mereka tak dapat meninggalkan tempat itu, hingga perbekaln
makan mereka habis. Melihat hal ini sunan giri merasa kasihan. Kemudian
beberapa tambak disabda menjadi beras. Maka prajurit majapahit tidak
jadi mati kelaparan. Setelah mereka kenyang mereka dapat membuatjembatan
dari tambak yang disabda enjadi beras tadi dan mereka dapat bergerak
hingga ke bawah bukit Giri.
Pada saat itu sunan giri sedang menukis kitab di dalam kamarnya.melihat
para prajurit majapahit hendak menyerang, maka beliau melemparkan
kalamnya. Kalam yang dilempar berputar-putar dibawah bukit dan bentuknya
berubah menjadi sebilah keris, menyerang prajurit yang hendak naik
keatas bukit.
Sunan Giri kemudian mengambil segenggam pasir, ditaburkan kearah para
prajurit di bawah bukit. Pasir itu berubah menjadi ribuan tawon yang
menyerang para prajurit.
Di serang oleh keris gaib yang melayang-layang dan menusuk-nusuk siapa
saja yang dijumpai di tambah sengatan ribuan tawon dari atas bukit maka
prajurit majapahit itu menjadi panik, mereka berteriak-riak ngeri,
melarikan diri menjahui giri kedaton, sebagian ada yang bersembunyi di
hutan sebagian ada yang menyelam ke telaga dan sebagian lagi terus
melarikan diri ke majapahit.
Prabu Girindrawardhana sangat sedih mendengar laporan dari para
prajuritnya yang lari terbirit-birit. Sampai beberapa hari sang prabu
mengurung diri didalam kamarnya. Baru berhadapan dengan Giri kedaton
sajah sudah kalah apalagi bila nanti giri kedaton bergabung bersama
lasykar demak untuk menyerbu majapahit, pasti majapahit akan akan
hancur-lebur demikian piker prabu Girindrawardhana.
Tetapi bukan demak atau giri kedaton yang menyerang prabu
Girindrawardhana, melainkan prabu udhara. Dalam serangan yang terjadi
pada tahun 1498 itu prabu Girindrawardhana tewas didalam istana. Dengan
demikian majapahit jatuh ke tangan prabu Udhara.
Prabu Udhara sadar akan bahaya yang mengancam kekuasaannya. Bahaya itu
tak lain berasal dari raden patah selaku ahli waris tahta majapahit,
maka untuk memperkuat angkatan perangnya prabu Udhara bersekongkoldengn
portugis di malaka. Sejarah telah mencacat pada tahun 1512 majapahit
mengirim utusan ke malaka yang dikuasai Alfonso d’Albuquerque pemimpin
bangsa portugis.
Karena ulah prabu Udhara inilah maka sunan giri memberi restu raden
patah untuk menyerang majapahit. Sekiranya majapahit tidak segera
dijatuhkan, sudah pasti bangsa portugis akan bercokol di pulau jawa
lebih epat dari pada bangsa belanda.
Pada tahun 1517 Demak menyerang majapahit tak dapat membending serangan
itu akhirnya jatuhlah pusaka majapahit ketangan raden patah.
KETURUNAN SUNAN GIRI
Di kalngan rakyat disebut-sebut adanya giri kedaton. Kedaton artinya
adalah keraton. Berarti di pesantren giri pada jaman dahulu ada
keratonnya atau semacam pemerintahan ulama”.
Pemerintahan Giri kedaton ini diperkirakan mulai aktif pada tahun 1470
yang dipimpin oleh raden paku, syeh maulana Ainul Yaqin yang lebih
dikenal dengan sebutan sunan giri.
Menurut Dr.H.J. de graaf (pakar sejarah jawa) disebutkan bahwa sunan
giri (prabu satmata) sepulang dari berpergian (samudra pasal) maka ia
memperkenalkan diri kepada dunia, kemudian berkedudukan di atas sebuah
bukut di Gresik, dan ia menjadi orang pertama yan paling terkenal dari
sunan-sunan giri yang ada. Di atas gunung tersebut seharusnya ada
keraton karena dikalangan rakyat dibicarakan adanya giri kedaton
(kerajaan Giri). Murid-murid sunan giri berdatangan dari segala penjuru,
demikian menurut De Graaf.
Menurut berita lainnya, kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar
jawa apabila menobatkan seorang raja memerlukan pengesahan dari sunan
giri. Ini menunjukan betapa besar pengaruh giri kedaton atas
kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar jawa.
Pemerintahan Giri berlangsung kurang lebih 200 tahun sesudah sunan giri
pertama meninggal dunia beliau digantikan oleh anak turunannya yang juga
bergelar sunan giri.
Sisilah sunan giri dan para penggantinya adalah sebagai berikut :
1. fatimah putrid Nabi Muhammad saw.
2. Berputra Sayyid Khusain
3. Berputra Sayyid Zainul abidin
4. Berputra Sayyid Zainal Alim
5. Berputra Syeh Zainal kubra
6. Berputra Syeh Namudin Al Kubra
7. Berputra Syeh Najmudil Kubra
8. Berputra Syeh Sama’un
9. Berputra Syeh Hasan
10. Berputra Syeh Abdullah
11. Berputra Syeh Abdur rahman
12. Berputra Syeh Maulana Mahmudin al Kubra
13. Berputra Syeh jamaludin jumadil Kubra
14. Berputra Syeh maulana Ishak
15. Berputra Syeh Maulana A’inul Yaqin atau sunan Giri.
Bila sisilah sunan giri dituturkan dari ibunya maka beliau adalah
putra Syeh Maulana Ishak dengan Dewi Sekardadu adalah putri prabu Menak
Sembuyu, putra Bre Wirabumi, putra Raja Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Ada pun keturunan dan pengganti kedudukan sunan giri adalah sebagai berikut :
1. Prabu Satmata atau Raden paku sunan giri pertama
2. Sunan Dalem (Sunan giri kedua)
3. Sunan sedarmagi (Sunan giri ketiga)
4. Sunan Giri prapen atau Sunan Giri keempat wafat tahun 1597.
5. Sunan Kawis Guwa atau Sunan Giri kelima
6. Panembahan Ageng Giri, sampai tahun
7. Panembahan Mas Witana siding rana wafat tahun 1660
8. Pangeran Puspa Ira (bukan keturunan Sunan Giri) berkuasa di Giri kedaton atas perintah Sunan Amangkurat 1.
9. Pangeran singasari
10. Panembangan Giri.
2.2.2. Peninggalan Sunan Giri
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap
sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan
anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa
gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh makam sunan Giri
terhadap masyarakat sekitar adalah memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha. Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang
sering dianggap sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah
permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng;
serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan
Pucung.
3.2 Saran
1.Untuk pembaca:
a. Dapat mencontoh pribadi Sunan Giri
b. Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa harus selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan.
c. Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
2. Untuk penulis:
a. Dapat memberi motivasi dalam menulis karya tulis ilmiah agar lebih baik dan sempurna lagi.
b. Dapat melatih dan menambah wawasan tentangt awal pembuatan karya tulis ilmiah.
3.Untuk madrasah:
Pada periode berikutnya, SKAL sebaiknya dilaksanakan pada waktu yang
tepat, dan dipersiapkan matang matang,sehingga apabila sewaktu waktu
ada yang dibutuhkan atau kekurangan maka sudah ada yang di persiabkan.
3.3 Penutup
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah Allah SWT kami dapat menyelesaikan karya ilmiyah ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan
berupa kritik dan saransangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang
membantu kami untuk menyelesaikan karya ilmiah ini, dengan iringan do’a
Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat,
barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar