Selasa, 17 Juli 2012

Makalah AA (tentang Akhlak Tercela)


BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang Masalah
Ahlak tercela adalah suatu perbuatan yang keluar dari norma-norma atau budi pekerti yang ada,sehingga menimbulkan perilaku yang kurang baik dan  mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain ,sedangkan “Akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun (خُلُقٌ)   yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti membawa naluri yang mirip dengan hewan, letak perbedaannya karena naluri manusia disertai dengan akal. Sedangkan naluri hewan tidak demikian halnya. Oleh karena itu naluri manusia dapat menentukan tujuan yang dikehendakinya. Segala sesuatu itu dinilai baik atau buruknya, terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (al-Qur’an dan Sunnah) hati nurani atau fitrah dalam bahasa al Qur’an memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia di ciptakan oleh Allah Swt memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya (QS. Ar-Rum: 30-30). Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang dikonsumsi umat Islam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.Apakah arti dari akhlak tercela?
2.Apa saja akhlak tercela yang sering terjadi di masyarakat?
3.Bagaimana menghindari akhlak-akhlak tercela tersebut?

 1.3   Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah.
b.Rumusan masalah.
c.Sistematika Penulisan.
d.Tujuan Penulisan .
BAB II : HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
a.Hasil Observasi.
b.Pembahasan .
BAB III : PENUTUP
a.Kesimpulan .
b.Saran .
c.Penutup.

 1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Secara khusus    : Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak Bpk.H.Moh.Yasin.S,Ag
2.Secara umum   : Untuk mengetahui apa saja akhlak tercela yang sering terjadi dimasyarakat dan cara menghindarinya

BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
 2.1. Hasil Observasi
Menjaga dirinya sendiri ahlak tercela dengan cara  tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Alloh SWT.. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral. Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya akhlak tercela dikalangan masyarakat. Di antaranya adalah longgarnya pegangan terhadap agama . Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang peda ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karena  pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu.


 2.2.Pembahasan
A. Sekilas Tentang Akhlaq Tercela
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya,tapi kadang pula mengarah kepada keburukan.hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya.Menurut Ahmad Amin, keburukan akhlak(dosa dan kejahatan)disebabkan karena’’kesempitan pandangan dan pengalamannya,serta besarnya ego’’. Menurut iman Ghazali,akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat,yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri,yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan. Al-Ghazali menerangkan empat hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan yang tercela(maksiat),di antaranya;
1. Dunia dan isinya.
2. Manusia.
3. Setan(iblis).
4. Nafsu. Nafsu ada yang baik dan buruk,akan tetapi nafsu cendrung mengarah kepada keburukan.
Perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Maksiat Lahir
Maksiat berasal dari bahasa arab,ma’siyah, artinya’’ pelanggaran oleh orang yang berakal balig(mukallaf),karena melakukan perbuatan yang dilarang,dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam.
Maksiat lahir dibagi menjadi 4 bagian yaitu;
-  Maksiat lisan.
-  Maksiat telinga.
-  Maksiat mata.
-  Maksiat tangan.
Maksiat lahir,karena dilakukan dengan menggunakan alat-alat lahiriah,akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat,dan tentu saja amat berbahaya bagi keamanan dan ketentraman masyarakat.
b. Maksiat Batin
Maksiat batin lebih berbahaya dibandingakan dengan maksiat lahir,dan lebih sukar dihilangkan.selama maksiat batin belum dilenyapkan,maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Maksiat batin berasal dari dalamhati manusia, atau digerakkan oleh tabiat hati.Sedangkan hati memiliki sifat yang tidak tetap, terbolak-balik,berubah-ubah,sesuai dengan keadaan atau sesuatu yang mempengaruhinya.Hati terkadang baik,simpati,dan kasih sayang,tetapi disaat lainnya hati terkadang jahat,pendendam,syirik,dan sebagainya.

B. Beberapa Contoh Akhlak Tercela Dan Cara Menghindarinya.
Secara umum menjauhi sifat tercela dapat dilakukan dengan selalu menerima apa yang telah diberikan Allah,selalu mengontrol diri agar tidah terjerumus dalam keburukan dan selalu berdzikir kepada  Allah SWT. Dibawah ini adalah beberapa contoh sifat tercela dan cara menghindarinya.
1.israaf
Berlebih-lebihan(israaf )adalah melakukan sesuatu di luar batas ukuran yang menimbulkan kemudharatan baik langsung ataupun tidak kepada manusia dan alam sekitarnya. Pada dasarnya sikap berlebih-lebihan akibat dari sikap manusia yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Sekecil apa pun perbuatan manusia berlebih-lebihan akan memberi dampak negatif bagi manusia dan alam sekitarnya seperti kerusakan moral, harta benda dan kerusakan alam.
Sikap berlebih-lebihan sangat dibenci Allah, sebagaimana dalam firmannya :
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.’’

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari sikap berlebih-lebihan antara lain:
a.Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya Israf.
b. Mengenjdalikan nafsu, dan mengarahkan untuk memikul beban dan klesulitan seperti shalat malam, shadaqah, shaum sunat , dll.
c.Senantiasa memperhatikan sunnah dan perjalanan hidup Rasulullah SAW
d. Selalu memperhatikan kehidupan orang-orang salaf dari kalangan sahabat, mujahiddin dan ulama.
e. Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang Israf.

2.Tabdzir
Kata tabzir berasala dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya pemborosan sihingga menjadi sia-sia, tidak berguna atau terbuang. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk hal-hal yang tidak disenagi oleh Allah serta ingin dipuji oleh orang lain
Jika israf menekankan pada berlebih-lebihannya maka, tabzir menekankannya pada kesia-sian benda yang digunakan itu. Sikap tabzir dapat terjadi dalam berbagai hal, misalnya boros dalam menggunakan uang, boros dalam menggunakan harta, boros dalam menggunakan waktu dan lain sebagainya. Agama Islam melarang pada setiap umatnya untuk berlaku boros, karena hal tersebut dapat merugikan pada diri sendiri dan orang lain.
Perilaku tabzir dilarang oleh Allah swt sebagaimana firman-Nya
 Artinya:’’ Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros’’.

Cara menghindari sifat tabzir:
a.Memiliki keinginan yang kuat untuk membina kepribadian istri dan anak-anaknya.
b.Selalu memikirkan dan merenungkan realita kehidupan manusia pada umumnya dan kaum muslimin khususnya.
c.Memikirkan dan merenungkan akibat dan bahaya tabzir.
d.Tidak menjalin persahabatan dengan orang-orang tabzir.
e.Selalu ingat karakter jalan hidup yang penuh beban dan penderitaan.
3. Fitnah
Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan. Maka perilaku tersebut disebut memfitnah.
Allah SWT berfirman:
Artinya:’’ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.’’
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari fitnah:
a.Selalu waspada dan hati-hati dalam setiap masalah.
b.Jangan membuka rahasia atau aib orang lain.
c.Menumbuhkan rasa persamaan dan kasih sayang seama manusia,dll
4. Serakah
Serakah artinya merasa tidak senang dan tidak cukup degan apa yang telah didapat nya sekarang meskipun yakin bisa mendapatkan lebih banyak.
Sifat serakah dapat dihindari dengan cara :
a.Menyadari bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk pribadi akan tetapi juga sebagai makhluk sosial yang hidupnya saling membutuhkan.
b.Menyadari bahwa nikmat seperti rizki dan musibah seperti penyakit berasal dari Allah untuk semua manusia
c.Melatih diri untuk membiasakan membantu orang lain dan memperhatikan kepentingannya.

5. Dendam
Dendam dalam bahasa Arab disebut juga dengan Al-Hiqdu الحقد . Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwa Hiqdu atau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.

Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.
Sifat dendam dapat dihindarkan dengan cara sebagai berikut:
a.Melihat suatu masalah secara obyektif.
b.Bila diri sendiri berbuat salah segera minta maaf dan bila pihak lain yang berbuat salah dengan ikhlas memberi maaf,serta menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna.


6.Takabur
Takabbur adalah: merasa paling mulia (serba bisa, paling hebat), adapun secara istilah yaitu menetapkan sesuatu pada dirinya terhadap segala sifat yang baik dan luhur karena memiliki harta yang banyak atau ilmu yang tinggi.Dari pengertian diatas, takabbur dapat diartikan merasa atau menganggap diri besar dan tinggi yang disebabkan oleh adanya kebaikan atau kesempurnaan pada dirinya, baik berupa harta, ilmu atau yang lainnya.
Usaha menjauhi sifat takabur dapat ditempuh dengan cara :
a.Menyadari hakikat kejadian manusia dan meyakini kebesaran Allah. Dengan cara demikian akan tumbuh sifat rendah hati, tidak takabur atau sombong.
b.Membentengi diri dari setiap pengaruh yang menyebabkan takabur, seperti :


















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Sesungguhnya ahklak dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting karena dengan kita mempunya akhlak yang terpuji dapat menuntun kita ke dalam jalan yang lebih baik dan bermanfaat serta tidak merugikan orang lain.
Untuk itu marilah kita koreksi diri ,apakah sudah baik dan benar akhlak kita,maka dari itu apabila akhlak serta moral kita kurang baik marilah segera kita rubah dangan yang lebih baik dan mempunyai moral yang lebih berkualitas.
 3.2    Saran
    1.Untuk pembaca:
  1. Menambah koreksi pada  diri kita apakah sudah benar dan baik.
  2. Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa sungguh betapa pentingnya ahklak serta moral yang baik,demi kemajuan nusa bangsa dan agama.
  3. Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
     2.Untuk penulis:
a.Dapat memberi motivasi dalam membuat makalah  agar lebih baik dan sempurna lagi.
b.Dapat melatih dan menambah wawasan dan pengetahuan tentang  pembuatan makalah.
     3.Untuk madrasah:
Dalam melakukan kegiatan pendidikan agar lebih di tingkatkan lagi dan di perketat demi terwujudnya akhlak serta moral yang baik bagi para siswa maupun para  guru.
3.3    Penutup
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan  Makalah  ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang membantu kami untuk menyelesaikan makalaini, dengan iringan do’a Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga makalah ini bisa bermanfaat, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin…







DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id
Buku panduan akidah akhlak
http://www.google.co.id/search?q=ARI+DENDAM&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta&channel=fflb#hl=id&gs_nf=1&pq=definisi%20takabur&cp=12&gs_id=he&xhr=t&q=akidah%20akhlAK&pf=p&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:en-US%3Aofficial&channel=fflb&sclient=psy-ab&oq=akidah+akhlA&aq=0&aqi=g4&aql=&gs_l=&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.osb&fp=9e0203db4d83c283&biw=1017&bih=593

Senin, 16 Juli 2012

Laporan SKAL (Sunan Giri) MAN.KPK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Walisongo adalah nama yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indoesia, terutama masyarakat islam di pulau jawa. Walisanga adalah nama yang sakral, sejak zaman dahulu hingga sekarang makam-makam anggota walisanga banyak diziarahi orang.
Kisah penyebaran agama islam di pulau jawa secara besar- besaran telah mengundang rasa kekaguman semua pihak, baik dalam kalangan islam sendiri maupun dari kalangan agama lain.
Termasuk “Sunan Giri”, beliau adalah salah satu wali songo (sembilan wali) yang menyebarkan Islam di tanah Jawa. Pengaruhnya begitu besar baik di kalangan internal para wali, maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan pada saat itu. Ajarannya tersebar luas di hampir seluruh pelosok tanah Jawa
Banyaknya peziarah yang datang ke makam Sunan Giri tidak hanya menjadikan makam Sunan Giri sebagai lahan basah bagi pemerintah daerah, namun juga oleh masyarakat sekitar yang mampu melihat kesempatan mengais rezeki dari banyaknya peziarah makam Sunan Giri. Berbagai macam persepsi muncul dari masyarakat lokal terhadap peziarah makam Sunan Giri.
* Karena itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang SUNAN GIRI dengan judul “Pengaruh Makam Sunan Giri Terhadap Kehidupan Masyarakat Sekitar”
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
1.Bagaimanakah pengaruh Makam Sunan Giri terhadap kehidupan  masyarakat sekitar ?
2.Apa saja peninggalan Sunan Giri ?
1.3    Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah.
b.Rumusan masalah.
c.Sistematika Penulisan.
d.Tujuan Penulisan .
BAB II : HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
a.Hasil Observasi.
b.Pembahasan .
BAB III : PENUTUP
a.Kesimpulan .
b. Saran .
c.Penutup.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.Secara khusus    : Merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester genap tahun pelajaran 2011/2012
2.Secara umum
a. Untuk mengetahui pengaruh makam Sunan Giri terhadap kehidupan masyarakat sekitar.
b.Untuk mengetahui apa saja peninggalan Sunan Giri.
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil observasi
2.1.1. Berdasarkan Pengamatan
Kota Gresik memiliki banyak tempat tujuan wisata, mulai dari Wisata Bahari, hingga wisata Religi yang masuk dalam kategori Wisata budaya. Salah satu destinasi wisata religi yang paling terkenal adalah komplek makam Sunan Giri
Lokasi makam Sunan Giri terletak di desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi ini, karena terletak di antara perbatasan Gresik dan Surabaya.
Ketua Umum Yayasan Makam Sunan Giri, H.M. Bakri mengatakan pengunjung yang ziarah  ke makam  berasal dari berbagai kota  di Jawa  Timur seperti, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Kediri, Blitar, Jember, Madura, Situbondo. Ngawi,  Nganjuk, Jombang dan Banyuwangi.
Sedangkan dari luar Jawa Timur seperti, Semarang, Boyolali, Wonosobo, Bandung, Bekasi, Tangerang, Sumedan dan Banten. Ada juga dari luar Jawa yaitu, Banjarmasin, Samarinda dan Pontianak, dari Asia Tenggara, Malaysia, Singapura dan Brunai, bahkan dari Belanda, Pakistan dan Amerika.
“Umumnya mereka adalah rombongan wisata wali lima, atau wali songo. Disini peziarah malakukan doa bersama untuk mendapatkan keselamatan dunia akherat dari Allah.”ujarnya
Fasilitas makam, tempat  parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua dan roda empat, toko cindra mata, kue khas kota Gresik dan masjid.
Data peziarah makam dari tahun 2008 sampai dengan 2009 mencapai 1.140.831 sedangkan tahun 2010 per april berjumlah 389.742.
2.1.2. Berdasarkan Sumber
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak tentang aspek ekonomi adalah memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha seperti masyarakat membuka stand souvenir dan toko minyak wangi sebanyak 55 orang, kedai makanan dan minuman sebanyak 10 orang, dan pengojek sebanyak 450 orang, sehingga terserap tenaga kerja dari berbagai jenis pekerjaan sebanyak 515 orang dan masyarakat dapat menambah pendapatan mereka pada hari-hari tertentu sebesar 100.000 � 1.500.000 selama 3 hari. Dampak sosial-budaya adalah kurangnya keterlibatan masyarakat sekitar terhadap organisasi sosial, 33 responden/ masyarakat (63,5%) menyatakan bahwa keberadaan pengemis menganggu kegiatan wisata, dan 50 responden (96,2%) menyatakan tidak setuju dengan peningkatan jumlah pengemis. Kesenian tradisional hadra dapat berkembang sebagai kesenian khas daerah wisata. Kegiatan keagamaan seperti tahlilan dan pengajian diikutsertakan dalam kegiatan wisata. Dampak lingkungan yang terjadi di objek wisata makam Sunan Giri adalah terjadinya pencemaran limbah padat yang berupa sampah, seperti sampah kertas, plastik bekas makanan dan minuman serta kaleng. Didukung dengan cara wisatawan yang membuang sampah secara sembarangan. Menurut 28 responden/masyarakat (53,8%) menyatakan bahwa kebersihan di sekitar objek wisata adalah cukup bersih, 32 responden (61,5%) menyatakan bahwa keamanan di sekitar objek wisata adalah cukup aman, tetapi masih ada tindak kriminalitas terutama di masjid Jami� makam Sunan Giri adalah pencurian, kemacetan lalu lintas terjadi pada malam Jum�at dan minggu serta terjadi kepadatan orang pada saat hari-hari tertentu seperti acara haul Sunan Giri dan Malam Selawe.
2.2. Pembahasan
2.2.1. Sejarah Singkat Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja.
Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
KEISTIMEWAAN
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
Sunan giri dikenal sebagai seorang yang dalam ilmu taukhidnya, demikian pula ilmu fiqihnya. Beliau sangat berhati-hati apabila hendak memutuskan hukum, takut kalau tidak sesuai dengan ajaran nabi. Dalam masalah ibadah, sunan giri tidak kenal kompromi dengan adapt istiadat dan kepercaanya lama. Ibadah menurut harus dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Tidak boleh dicampur aduk dengan kepercayaan animesme dan dinamisme. Pelaksaan ibadah harus sesuai dengan aturan tersebut di dalam Al-qur’an dan sunnah rasul. Sikap dan kenyakinan sunan giri ini didukung oleh sunan ampeldan sunan drajad. Dan pengikut sunan giri kemudian disebut islam atau santri putihan. Sementara pihak lain yang agak lunak kepada adat istiadat atau kepercayaan lama disebut islam abangan atau santri abangan. Pemimpin golongan santri abangan ini adalah sunan kali jaga yang didukung oleh sunan bonang sunan muria sunan kudus dan sunan gunung jati. Kaum Abangan berpendapat bahwa :
-kita harus bersikap lunak kepada rakyat jawa yang masih awam tidak tergesah-gesah merubah adapt-istiadat rakyat yang memang sukar di rubah atau dihilangkan.
-Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran islam tetap mudah dirubah maka bisa dihilankan.
-Mengikuti dari belakang tetapi diusahakan untuk dapat mempengruhi sedikit demi sedikit, yaitu memasukan unsur islam pada adat istiadat rakyat. Contoh dalam hal ini adalah memanfaatkan kesenian rakyat berupa gending tembang dan wayang kulit sebagai mediah da’wah.
-Akhirnya kaum Abangan berpendapat bahwa rakyat yang masih awam dan berperang teguh pada adat istiadatnya hendaknya di usahakan tertarik dan mendekat kepada para wali. Caranya tidak lain adalah dengan mengambil hati mereka agar merasa simpati, senang dan akrab dengan ajaran para wali. Apabila mereka sudah mendekat dan mau berkumpul maka mudahlah bagi para wali untuk memberikan pengertian kepada mereka. Bila mereka sudah mengerti ajaran islam maka secara otomatis pasti mereka akan meninggalkan sendiri adat dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan syariat dan aqidah islam.
Itulah pokok-pokok pikiran menjadi perbedaan antara santri putihan. Islam atau santri Abangan ingin mengislamkan orang jawa secepat mungkin dengan jalan agak kompromi atau mengikuti arus tapi tidak hanyut. Sedang santri putihan takut atau khawatir bila terjadi peyelawangan terhadap agama islam. Meski demikian kedua aliran ini tetap menjaga ukhuwah islaminya. Mereka tetap menjaga persatuan umat. Misalnya dalam soal mendirikan masjid demak, kedua pihak tersebut tetap bersatu padu dan bergotong-royong. Demikian pula pada saat membantu raden patah mendirikan kerajaan demak dan menyerang kerajaan majapahit.
Pada saat membangun masjid demak tidak terjadi perselisihan yang rumit. Tetapi pada saat meresmikan masjid tersebut terjadi perdebatan antara sunan kalijaga dan sunan giri.
Sunan kalijaga menginginkan peresmian itu di buka dengan pagelaran wayang kulit. Masyarakat diundang, mereka harus masuk melalui pintu gerbang, karcisnya dengan membaca syahadat. Bila mereka sudah berkumpul maka mereka akan di bri ceramah agama. Lakon wayang diberi wama islam. Inilah rencana kaum Abangan.
Kaum putihan lain lagi.sunan giri mehendaki peresmian masjid demak dibuka sambil melaksanakan shalat jum’at. Sunan giri tidak setuju dengan pendapat sunan kalijaga, sebab tontonan wayang itu haram hukumnya. Semua gambar makhluk hidup yang bernyawa adalah haram hukumnya. Sedang wayang pada jaman itu gambarnya adalah persis manusia.
Sunan kalijaga tidak kekurangan akal. Beliau mengubah gambar wayang seperti yang kita lihat ini, sehingga sukar dikatakan bahwa gambar wayang yang diubah sunan kalijaga itu adalah gambar manusia dengan demikian hukamnya tidak haram lagi.
Inilah hikmah adanya perbedaan, sebagaimana sabda Nabi bahwa perbedaan di kalangan umat adalah rahmat. Dengan adanya perbedaan pendapat antara sunan giri dan sunan kalijaga maka timbullah gambar wayang kulit seperti sekarang ini,yang mempunyai citra seni yang tinggi. Didunia ini hanya di tanah Jawa yang punya kebudayaan wayang kulit dengan seni tinggi.
Sunan Kalijaga berubah bentuk wayang yang bernama Bethara guru yaitu pemimpin para dewa seperti adanya sekarang ini. Kemudian karena gagasan untuk merubah bentuk wayang itu adalah sunan giri maka sunan kalijaga memberi nama sang Hyang girinata kepada Bethara guru. Girinata artinya sunan giri yang menata.
Kemudian dicapailah kata sepakat, masjid demak di buka dengan jama’ah sholat jum’at sesudah itu diadakan keramaian tontonan wayang kulit. Dalangnya adalah sunan kalijaga sendiri.
Ketika sunan ampel masih hidup, demak disarankan tetap loyalkepada majapahit. Karena raja majapahit tidak pernah menghalang-halangi orang masuk islam. Bahkan sunan ampel dan sunan giri boleh menyiarkan agama islam di wilayah majapahit.
Namun ketika sunan ampel wafat brawijaya kertabhumi diserang oleh prabu girindrawardhana dari kediri. Prabu brawijaya yaitu ayah raden patah tewas dalam perebutan kekuasaan itu.
Dengan demikian yang menjadi penguasa kerajaan majapahit itu bukan ayah raden patah lagi, tapi musuh ayahnya raden patah.
Karena penguasa majapahit adalah prabu girindrawardhana dari kediri, sikap para wali pun jadi lain. Dahulu sunan ampel menasehatkan raden patah agar tetap setia kepada majapahit, kini sunan ampel sudah meningal dunia. Kedudukan sunan ampel selaku pemimpin para wali digantikan oleh sunan giri. Sunan giri bersikap tegas kepada majapahit. Bahwa Demak boleh bersiap-siap untuk merebut kekuasaan Majapahit yang memang menjadi hak Raden Patah selaku putra Prabu Kertabhumi, Penguasa Majapahit yang sah.
Sikap Sunan Giri ini diketahui oleh Prabu Girindrawardhana. Kemudian raja dari Kediri itu mengutus dua orang Senopatinya untuk membunuh Sunan Giri.
Menurut Berbagai sumber,rencana pembunuhan atas diri sunan giriitu di karenakan berbagai hal. Di antaranya ada;ah prabu Girindrawardhana merasa iri atas pengaruh kekuasaan sunan giri diseluruh tanah jawa.sunan giri bukan saja pemimpin agama se tanah jawa atau Mufti, tapi juga pemimpin para wali dan dapat dikatan sebagai Raja Ulama” karena giri ada keratonnya.
Raja majapahit kemudian mengutus lembusura dan keboharjo.keduanya terkenal sebagai seorang senopati majapahit yang sakti dan mandraguna. Tak pernah gagal menjalankan tugas membunuh orang.
Dengan kelihalannya kedua orang itu dapat menyusup ke giri kedaton dan bersembunyi di dekat sebuah kolam. Pada suatu malam sunan giri hendak mengambil air wudhu guna melakukan sholat tahajjud.kedua orang itu merasa bahagia, mereka langsung meloncat ke hadapan sunan giri dan bermaksud menussukan kerisnya ke lambung sunan giri.
Namun ketika keduanya sampai di hadapan sunan giri tiba-tiba keduanya merasa lumpuh, tak dapat menggerakkan tubuhnyasama sekali. “kalian ini siapa ? kenapa malam malam begini datang kemari ?” Tanya sunan giri.
Kami datang dari majapahit, “ ucap lembusara dengan suara gemetar.
“Dari majapahit ?mau apa kalian ?” Tanya sunan giri.
“Ampun tuan, kami disuruh membunuh tuan, “sahut keboharjo.
“Hem. Jadi prabu Girindrawardhana mengincar nyawaku ? kenapa tidak lekas kalian laksanakan ?”
“Am……ampun tuan,kami tiba-tiba merasa lumpuh,semua kesaktian kami telah hilang. Kami minta diampuni……”rengek lembusura.
“Baiklah,kembalilah kalian kepada Rajamu. Katakana apa yang telah terjadi malam ini kepada Rajamu. “kata sunan giri.
“baik tuan,…”sahut keduanya dengan serentak. Lalu keduanya berlari kencang meninggalkan giri kedaton.
Al-kisah, ribuan prajurit sudah hampir sampai di bawah bukit giri. Tapi hal ini diketahui oleh sunan giri. Dengan karohmahnya sunan giri berdo’a, maka sawah ladang di hadapan para prajurit itu menjadi terhenti. Mereka terkurung oleh laut yang muncul secara tiba-tiba.
Berhari-hari mereka tak dapat meninggalkan tempat itu, hingga perbekaln makan mereka habis. Melihat hal ini sunan giri merasa kasihan. Kemudian beberapa tambak disabda menjadi beras. Maka prajurit majapahit tidak jadi mati kelaparan. Setelah mereka kenyang mereka dapat membuatjembatan dari tambak yang disabda enjadi beras tadi dan mereka dapat bergerak hingga ke bawah bukit Giri.
Pada saat itu sunan giri sedang menukis kitab di dalam kamarnya.melihat para prajurit majapahit hendak menyerang, maka beliau melemparkan kalamnya. Kalam yang dilempar berputar-putar dibawah bukit dan bentuknya berubah menjadi sebilah keris, menyerang prajurit yang hendak naik keatas bukit.
Sunan Giri kemudian mengambil segenggam pasir, ditaburkan kearah para prajurit di bawah bukit. Pasir itu berubah menjadi ribuan tawon yang menyerang para prajurit.
Di serang oleh keris gaib yang melayang-layang dan menusuk-nusuk siapa saja yang dijumpai di tambah sengatan ribuan tawon dari atas bukit maka prajurit majapahit itu menjadi panik, mereka berteriak-riak ngeri, melarikan diri menjahui giri kedaton, sebagian ada yang bersembunyi di hutan sebagian ada yang menyelam ke telaga dan sebagian lagi terus melarikan diri ke majapahit.
Prabu Girindrawardhana sangat sedih mendengar laporan dari para prajuritnya yang lari terbirit-birit. Sampai beberapa hari sang prabu mengurung diri didalam kamarnya. Baru berhadapan dengan Giri kedaton sajah sudah kalah apalagi bila nanti giri kedaton bergabung bersama lasykar demak untuk menyerbu majapahit, pasti majapahit akan akan hancur-lebur demikian piker prabu Girindrawardhana.
Tetapi bukan demak atau giri kedaton yang menyerang prabu Girindrawardhana, melainkan prabu udhara. Dalam serangan yang terjadi pada tahun 1498 itu prabu Girindrawardhana tewas didalam istana. Dengan demikian majapahit jatuh ke tangan prabu Udhara.
Prabu Udhara sadar akan bahaya yang mengancam kekuasaannya. Bahaya itu tak lain berasal dari raden patah selaku ahli waris tahta majapahit, maka untuk memperkuat angkatan perangnya prabu Udhara bersekongkoldengn portugis di malaka. Sejarah telah mencacat pada tahun 1512 majapahit mengirim utusan ke malaka yang dikuasai Alfonso d’Albuquerque pemimpin bangsa portugis.
Karena ulah prabu Udhara inilah maka sunan giri memberi restu raden patah untuk menyerang majapahit. Sekiranya majapahit tidak segera dijatuhkan, sudah pasti bangsa portugis akan bercokol di pulau jawa lebih epat dari pada bangsa belanda.
Pada tahun 1517 Demak menyerang majapahit tak dapat membending serangan itu akhirnya jatuhlah pusaka majapahit ketangan raden patah.
KETURUNAN SUNAN GIRI
Di kalngan rakyat disebut-sebut adanya giri kedaton. Kedaton artinya adalah keraton. Berarti di pesantren giri pada jaman dahulu ada keratonnya atau semacam pemerintahan ulama”.
Pemerintahan Giri kedaton ini diperkirakan mulai aktif pada tahun 1470 yang dipimpin oleh raden paku, syeh maulana Ainul Yaqin yang lebih dikenal dengan sebutan sunan giri.
Menurut Dr.H.J. de graaf (pakar sejarah jawa) disebutkan bahwa sunan giri (prabu satmata) sepulang dari berpergian (samudra pasal) maka ia memperkenalkan diri kepada dunia, kemudian berkedudukan di atas sebuah bukut di Gresik, dan ia menjadi orang pertama yan paling terkenal dari sunan-sunan giri yang ada. Di atas gunung tersebut seharusnya ada keraton karena dikalangan rakyat dibicarakan adanya giri kedaton (kerajaan Giri). Murid-murid sunan giri berdatangan dari segala penjuru, demikian menurut De Graaf.
Menurut berita lainnya, kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar jawa apabila menobatkan seorang raja memerlukan pengesahan dari sunan giri. Ini menunjukan betapa besar pengaruh giri kedaton atas kerajaan-kerajaan islam di jawa maupun di luar jawa.
Pemerintahan Giri berlangsung kurang lebih 200 tahun sesudah sunan giri pertama meninggal dunia beliau digantikan oleh anak turunannya yang juga bergelar sunan giri.
Sisilah sunan giri dan para penggantinya adalah sebagai berikut :
1. fatimah putrid Nabi Muhammad saw.
2. Berputra Sayyid Khusain
3. Berputra Sayyid Zainul abidin
4. Berputra Sayyid Zainal Alim
5. Berputra Syeh Zainal kubra
6. Berputra Syeh Namudin Al Kubra
7. Berputra Syeh Najmudil Kubra
8. Berputra Syeh Sama’un
9. Berputra Syeh Hasan
10. Berputra Syeh Abdullah
11. Berputra Syeh Abdur rahman
12. Berputra Syeh Maulana Mahmudin al Kubra
13. Berputra Syeh jamaludin jumadil Kubra
14. Berputra Syeh maulana Ishak
15. Berputra Syeh Maulana A’inul Yaqin atau sunan Giri.
Bila sisilah sunan giri dituturkan dari ibunya maka beliau adalah putra Syeh Maulana Ishak dengan Dewi Sekardadu adalah putri prabu Menak Sembuyu, putra Bre Wirabumi, putra Raja Hayam Wuruk Raja Majapahit.
Ada pun keturunan dan pengganti kedudukan sunan giri adalah sebagai berikut :
1. Prabu Satmata atau Raden paku sunan giri pertama
2. Sunan Dalem (Sunan giri kedua)
3. Sunan sedarmagi (Sunan giri ketiga)
4. Sunan Giri prapen atau Sunan Giri keempat wafat tahun 1597.
5. Sunan Kawis Guwa atau Sunan Giri kelima
6. Panembahan Ageng Giri, sampai tahun
7. Panembahan Mas Witana siding rana wafat tahun 1660
8. Pangeran Puspa Ira (bukan keturunan Sunan Giri) berkuasa di Giri kedaton atas perintah Sunan Amangkurat 1.
9. Pangeran singasari
10. Panembangan Giri.
2.2.2. Peninggalan Sunan Giri
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh makam sunan Giri terhadap masyarakat sekitar adalah memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap sebagai peninggalan Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
3.2    Saran
1.Untuk pembaca:
a.    Dapat mencontoh pribadi Sunan Giri
b.    Dapat memberi pelajaran pada kita, bahwa harus selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan.
c.    Penulis mengharapkan kritikan pada pembaca agar dapat memotivasi untuk kesempurnaan dalam membuat karya tulis.
2.    Untuk penulis:
a.    Dapat memberi motivasi dalam menulis karya tulis ilmiah agar lebih baik dan sempurna lagi.
b.    Dapat melatih dan menambah wawasan tentangt awal pembuatan karya tulis ilmiah.
3.Untuk madrasah:
Pada periode berikutnya, SKAL sebaiknya dilaksanakan pada waktu yang tepat, dan dipersiapkan matang matang,sehingga apabila sewaktu waktu ada  yang dibutuhkan atau kekurangan  maka sudah ada yang di persiabkan.
3.3     Penutup
Alhamdulillah berkat taufik dan hidayah Allah SWT  kami dapat menyelesaikan  karya ilmiyah ini dengan baik.
Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saransangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak ibu guru kami,teman-teman yang membantu kami untuk menyelesaikan karya ilmiah ini, dengan iringan do’a Jazakumullah Ahsanal Jazaa, semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat, barokah dan mendapat ridlo-Nya. Amiin…